I. Tujuan
- Menentukan zat unknown berdasarkan identifikasi kelarutan senyawa organik
- Membedakan senyawa netral dengan senyawa inert
Kata organik merupakan istilah yang digunakan pada awal perkembangan ilmu kimia yang ditandai dengan adanya pengelompokan senyawa-senyawa kimia menjadi dua golongan besar, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.
Senyawa organik yang merupakan satu golongan besar senyawa yang dikaji secara khusus dalam kimia organik, banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu senyawa organik adalah hidrokarbon.
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik. Nama “organik” merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis – life-force.
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Golongan senyawa ini amat penting peranannya dalam abad teknologi ini. Karena begitu banyak produk yang dapat diturunkannya. Dua sumber utama hidrokarbon adalah minyak bumi dan gas alam serta batu bara. Minyak bumi adalah campuran senyawa yang kompleks terutama dari hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatik terutama diperoleh dari batubara. Dalam senyawa hidrokarbon juga terdapat gugus fungsi. Masing-masing gugus fungsi dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia senyawa hidrokarbon tersebut.
III. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Pipet tetes
d. Spatula
2. Bahan
a. NaOH 5%
b. HCl 5%
c. NaHCO3 5%
d. H2SO4 Pekat
e. Zat Unknown
IV. Prosedur Kerja
V. Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan membahas tentang uji kelarutan senyawa organik. Mula mula ada 2 tabung yang masing-masing berisi 1 ml aquades yang kemudian ditambahkan 2 tetes zat unknown. Penambahan zat unknown ini diamati, apakah semuanya larut dalam aquades atau tidak. Menurut hasil pengamatan, salah satu dari campuran tersebut mengalami homogenisasi atau larut. Ketika campuran tersebut diuji dengan menggunakan kertas lakmus, terlihat bahwa kertas lakmus yang berwarna merah kemudian berubah warna menjadi biru. Menurut referensi modul yang digunakan, hasil dari percobaan itu menunjukkan bahwa campuran tersebut adalah asam salisilat atau yang termasuk dalam gugus asam karboksilat. Dimana asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat.
Selanjutnya untuk analisa pada tabung yang kedua yang berisi campuran yang tidak larut, kemudian dilakukan penambahan larutan natrium hidroksida 5%. Setelah dikocok, terlihat bahwa campuran itu sulit untuk dihomogenkan. Dilanjutkan dengan penambahan larutan HCl 5% dan hasilnya juga sama yaitu tidak dapat larut. Penambahan asam sulfat pekat juga tidak berpengaruh pada kelarutan campuran tersebut. Menurut hasil analisa, sampel tersebut termasuk dalam senyawa aromatik, yang lebih spesifiknya adalah n-heksana. Seperti diketahui bahwa n-heksana adalah isomer utama heksana yang dalam keadaan standar merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air. Hal ini terbukti pada saat penambahan aquades, senyawa ini tidak larut.
VI. Kesimpulan
- Menurut hasil analisa, 2 sampel yang di ujikan adalah asam salisilat dan n-heksana
- Senyawa netral adalah senyawa yang tidak memiliki muatan sehingga senyawa tersebut mudah bereaksi dengan senyawa lain
- Senyawa inert adalah senyawa yang sukar untuk melepas elektron sehingga sulit untuk bereaksi dengan senyawa lain
VII. Daftar Pustaka
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/asam-karboksilat/
http://wanibesak.wordpress.com/2011/12/27/pengaruh-ikatan-hidrogen-terhadap-kelarutan-dalam-air-dan-titik-didih-suatu-zat/
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081008210238AACS6Xz
VIII. Pertanyaan
- Identifikasi zat unknown yang diberikan pada anda!
- Mengapa suatu senyawa dapat larut dalam air?
- Apakah yang dimaksud dengan senyawa inert? Beri contoh!
- Zat unknown 1 : Larutan cair à Ditambahkan H2O (terdapat 2 fase) à ditambahkan NaOH 5% (tidak larut) à ditambahkan HCl 5% (tidak larut) à ditambahkan H2SO4 pekat (tidak larut) à Senyawa inert (n-heksana) ; Zat unknown 2 : Serbuk à Ditambahkan H2O (terbetuk endapan putih) à ditambahkan NaOH 5% (terbentuk endapan putih) à ditambahkan HCl 5% (terbentuk endapan putih) à ditambahkan H2SO4 pekat (terbentuk endapan putih) à Senyawa inert (Asam Salisilat)
- Suatu senyawa dapat larut dalam air karena senyawa tersebut mempunyai berat jenis yang lebih kecil daripada berat jenis air. Jenis senyawa yang dapat larut dalam air adalah biasanya jenis senyawa-senyawa ionik. Dan kelarutan senyawa ionik bergantung pada besarnya Ksp.
- senyawa inert adalah senyawa yang sukar untuk melepas elektron sehingga sulit untuk bereaksi. Misalnya adalah Pt dan Au.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar